BLT Versus BBM
Pada tahun 2008 dengan tingginya
harga minyak mentah dunia hingga mencapai
USD 130 perbarel , dan kebijakan pemerintah untuk mencabut subsidi BBM
dengan tujuan untuk menyelamat Anggaran
Pemerintah (APBN) dan memberikan perhatian kepada masyarakat ekonomi lemah
dengan program Bantuan langsung Tunai
atau disebut dengan BLT. Sepertinya pemerintah tidak memiliki pilihan
lain selain menaikan harga BBM mencapai 28,7%.
Hal tersebut telah memicu maraknya demo-demo penolakan kenaikan harga
BBM yang dilakukan oleh kelompok
masyarakat, mahasiswa dan organisasi kemasyarakatan. Bahkan juga diikuti oleh
lembaga perwakilan rakyat atau DPRD didaerah-daerah dengan menyuarakan hal yang
sama, meskipun kebijakan tersebut tetap dilaksanakan.
Disisi lain
pemerintah dengan percaya diri dan antusiasnya melakukan rencananya untuk
menangani masalah kemiskinan dengan
mengadakan program pemberian BLT yang
oleh pemerintah diharapkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan mengurangi
beban masyarakat yang semakin sulit sebagai modal tambahan usaha kecil agar lebih maju dan dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat miskin. Namun sangat disayangkan sekali hal tersebut tidak dapat dilakukan dengan
baik, karena sebagian masyarakat yang menerima dana tersebut menganggap bantuan
tersebut merupakan hadiah atas kompensasi kenaikan harga BBM yang digunakan untuk
kebutuhan konsumtif dan untuk membayar hutang,
sehingga bantuan tersebut habis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
kemudian setelah itu masyarakat akan kembali
sulit dan tetap dalam keadaan tidak berdaya atau miskin.
Bahkan
didaerah-daerah tertentu masyarakat enggan untuk menerima BLT karena pengalaman dari beberapa tahun lalu yang dapat menimbulkan masalah-masalah lain seperti
adanya kesenjangan antara masyarakat yang berhak menerima dengan
masyarakat yang juga berhak menerima
tetapi tidak terdata oleh pemerintah setempat yang memicu pertikaian sesama
warga, belum lagi antrian panjang yang
melelahkan dikantor pos penyalur hingga ada penerima BLT yang sakit dan pingsan
ditempat, bahkan ironisnya lagi adanya penyunatan dana BLT oleh oknum yang
tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itu
diharapkan kepada pemerintah atau petugas yang berwenang untuk melakukan
berbagai tindakan seperti, pendataan yang menyeluruh, sistem penyaluran yang
terkendali , sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang maksud dan tujuan dari program BLT tersebut, sebab kalau tidak
masyarakat tidak akan mengerti dan
tentunya hasilnya sangat sia-sia serta
tujuan untuk mengentaskan kemiskinan hanyalah angan-angan belaka . Dan sudah
pasti masalah kemiskinan tidak akan teratasi dan tetap berlanjut kepada
generasi penerus lainnya.
Adapun dampak luar
biasa dari kenaikan harga BBM yang diikuti dengan naiknya harga kebutuhan
pokok, biaya transportasi dan harga barang lainnya. Dampak lain dari pengurangan subsidi BBM tersebut
adalah kemampuan daya beli masyarakat yang semakin rendah untuk memenuhi
kebutuhannya, hal tersebut mengakibatkan kita semua harus mengencangkan ikat
pinggang. Memang situasi sulit saat ini sedang
terpapar didepan mata kita, dengan penghasilan masyarakat yang tetap dan
tentunya sangat berpengaruh terhadap daya beli untuk memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat. Akankah angka kemiskinan akan berkurang atau justru bertambah?
Menolak program BLT
saat itu mungkin dianggap kurang arif dan bijaksana karena sebagian besar dari
masyarakat kita masih membutuhkannya dan menjadi penopang kehidupan untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya . Dan hal tersebut sudah merupakan keputusan dan tekat
pemerintah yang harus kita hargai dan hormati untuk membantu masyarakat miskin
dan semestinya kita dukung dan tidak menghalang-halangi. Perlu kesabaran untuk
menghadapinya, hanya waktulah yang dapat
membuktikan apakah program BLT tersebut berhasil dan dapat dijadikan solusi
yang tepat untuk mengatasi kemiskinan dan berdampak terhadap rendahnya daya
beli masyarakat . Ataukah program
BLT hanya sekedar untuk mengalihkan
perhatian masyarakat terhadap kepentingan pihak-pihak tertentu yang memiliki
rencana lain. Tentunya masyarakat juga yang akan menjawab persolan
tersebut pada akhirnya. Wait and see !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar