Kamis, 10 Mei 2012

Kiat Mengembangkan Usaha Makanan dan Minuman Kaki Lima

1. Membuat catatan keuangan (cash flow)
Setiap usaha seharusnya memiliki catatan keuangan, meskipun hanya catatan sederhana. Catatan keuangan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui dengan pasti jumlah modal, biaya operasional sehari-hari yang dikeluarkan, dan keuntungan yang diperoleh. Selain itu juga, catatan keuangan juga bisa berfungsi sebagai control atau mengetahui kepastian keuntungan yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari dan bagian mana saja yang harus disisihkan untuk ditabung dan digunakan untuk pengembangan usaha.
Untuk pengajuan peminjaman ke bank, sebuah catatan keuangan juga bisa menentukan diterima atau tidaknya pengajuan tersebut. Catatan tersebut dapat dijadikan jaminan bahwa pedagang telah benar-benar membuka dan menjalankan usahanya. Pihak bank menilai perkembangan usaha dan menentukan layak tidaknya memberikan modal yang diajukan.
2. Tepat menentukan harga jual
Dalam hal ini, Anda harus memastikan harga jual makanan dan minuman bersaing dengan penjual makanan dan minuman yang lainnya. Hampir semua makanan dan minuman kali lima memiliki banyak pesaing. Harga merupakan salah satu faktor penting untuk memenangkan persaingan di tengah banyaknya produk sejenis di pasaran.
Sebagian penjual makanan dan minuman kaki lima tidak mencantumkan harga di daftar menu. Sebaiknya hal ini tidak dilakukan. Selain membuat pembeli bertanya-tanya dalam hati, juga membuat pembeli ragu memesan berbagai menu karena tidak ada harga yang tercantum. Selain itu juga bisa menimbulkan kekecewaan pembeli, ketika harga yang diberikan ternyata juah berbeda dengan perkiraan.
3. Mengelola karyawan secara benar
Jumlah karyawan yang dimiliki harus sesuai dengan kabutuhan usaha. Jangan terlalu banyak sehingga menjadi tidak efisien. Sebaliknya juga jangan terlalu ‘pelit’ menambah karyawan ketika jumlah yang ada sudah tidak sesuai dengan perkembangan usaha.
Buat aturan yang jelas mengenai hubungan antara pemilik dan karyawan. Hak dan kewajiban harus jelas dan diketahui oleh karyawan sejak awal bekerja.
Upah karyawan sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan usaha. Kenaikan upah dan pemberian bonus sesuai dengan peningkatan omzet tentunya akan meningkatkan kinerja keryawan.
4. Menyisihkan keuntungan untuk pengembangan usaha
Keuntungan yang didapat harus disisihkan, antara lain untuk persiapan mengganti perlengkapan usaha yang rusak atau menurun fungsinya dan untuk pengembangan usaha. Salah satu criteria keberhasilan usaha makanan dan minuman kaki lima adalah semakin berkembangnya usaha. Misalnya, jumlah karyawan bertambah, tempat usaha semakin besar dan dapat menampung lebih banyak pembeli, atau cabangnya terus bertambah.
5. Memiliki menu andalan
Biasanya tempat usaha dikenal karena menu andalannya, terutama yang menyajikan berbagai menu. Misalnya usaha aneka es buah. Es telernya bisa dijadikan menu andalan. Tidak sedikit nama usaha yang berasal dari nama menu andalan.
6. Pelayanan yang professional
Meskipun hanya usaha sekelas kaki lima, pelayanan tetap harus propesional. Tidak membiarkan pembeli menunggu terlalu lama, mendahulukan pembeli yang datang lebih dulu, dan selalu ramah terhadap pembeli merupakan beberapa contoh pelayanan yang profesional dan memuaskan konsumen. Pastikan karyawan yang Anda rekrut sudah diberi pelatihan sebelum memulai membantu usaha. Tidak hanya pengetahuan secara teknis, tetapi juga cara-cara melayani pembeli secara benar dan tulus.
7. Membuka cabang
Selain merupakan salah satu kriteria perkembangan usaha, membuka cabang memberikan beberapa keuntungan. Antara lain produk yang dijual dan merek usaha lebih dikenal masyarakat. Membuka cabang tersebut tidak harus menggunakan modal sendiri. Sistem bagi hasil menggunakan modal tambahan dari orang lain atau sistem waralaba merupakan cara mempercepat pertumbuhan usaha.
8. Menjaga kebersihan dan kerapihan
Menjaga kebersihan menjadi faktor yang sangat penting bagi usaha makanan dan minuman. Kebersihan yang dimaksud meliputi kebersihan tempat, perlengkapan, dan makanan. Tidak hanya itu, kebersihan dan kerapihan pelayanan atau penjual perlu diperhatikan.
9. Kerja keras, cerdas, dan kreatif
Tidak ada cara lain untuk mewujudkan mimpi memiliki usaha makanan dan minuman selain memulainya dan bekerja keras serta cerdas untuk membuatnya lebih berkembang.
Kreativitas harus terus digali untuk menciptakan hal-hal baru pada usaha yang dijalankan. Seluruh aspek usaha mulai dari produk, pelayanan, harga, hingga teknik pengelolaan karyawan terus digali hingga didapatkan yang terbaik.

Kepulauan Riau, Penuh Dengan Kekayaan Alam

Sejak diresmikan sebagai Provinsi ke-32 di Negara Indonesia, Kepulauan Riau menunjukan perkembangan yang cukup signifikan. Berbatasan langsung dengan Vietnam dan Kamboja di bagian utara; Malaysia, Singapura dan Provinsi Riau di sebelah barat; Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di bagian selatan; serta Malaysia, Brunei, dan Provinsi Kalimantan Barat di sebelah timur, Kepulauan Riau memiliki letak yang strategis dan kekayaan alam yang begitu melimpah ruah.
Terdiri dari empat kabupaten dan dua wilayah kota yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, serta Kabupaten Lingga. Secara administratif Kepulauan Riau memiliki 42 Kecamatan dan 256 Kelurahan/Desa yang rata-rata semuanya terdiri dari gugusan kepulauan. Melihat kondisi alam Kepulauan Riau yang 95% daerahnya merupakan lautan, sekarang ini sedikitnya terdapat 2.408 pulau besar dan kecil dimana sekitar 40% dari pulau tersebut belum memiliki nama dan belum berpenghuni.
Dengan menjadikan Tanjungpinang sebagai ibu kota provinsi, Kepulauan Riau terletak pada jalur lalu lintas yang sangat strategis dan berada tepat di bibir pasar dunia. Tidaklah heran bila kondisi tersebut memicu kemajuan ekonomi di Kepulauan Riau yang semakin hari kian pesat.
Nah, untuk mengetahui potensi bisnis apa saja yang bisa kita gali di Provinsi Kepulauan Riau, pada pekan ini sengaja kami informasikan beberapa sektor unggulan yang cukup potensial untuk diangkat sebagai peluang usaha.
Potensi Hasil Tambang
Kepulauan Riau merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi hasil tambang cukup berlimpah. Misalnya saja seperti sumber daya alam mineral dan energi yang meliputi bahan galian A (strategis) seperti minyak bumi dan gas alam yang terdapat di Kabupaten Natuna, bahan galian B (vital) seperti timah (di Kab. Karimun dan Lingga), bauksit (di Kab. Bintan, Karimun, Lingga, Tanjungpinang), dan pasir besi (di Kab. Lingga, dan Natuna), bahan galian golongan C seperti granit (Kab. Karimun, Bintan, Natuna, Lingga) , pasir dan kuarsa (Kab. Karimun dan Natuna), serta masih banyak lagi bahan tambang lainnya seperti Granulit, Diorit, Andesit, Kaolin, dan lain sebagainya.
Potensi Kelautan
Dikepung dengan lautan, menjadikan Kepulauan Riau sebagai salah satu daerah penghasil ikan yang cukup potensial. Bahkan sekarang ini tidak hanya ikan tangkap saja yang diandalkan masyarakat sebagai sumber pendapatan, namun mereka mulai mengembangkan usaha budidaya serta pembenihan ikan untuk meningkatkan perekonomian daerah setempat dan mendongkrak kapasitas ekspor hasil laut. Contohnya saja seperti di Kabupaten Karimun, yang belakangan ini mulai mengembangkan usaha budidaya ikan kakap, budidaya rumput laut, serta kerambah jaring apung. Sedangkan di Kota Batam tepatnya di Pulau Setoko, sekarang ini mulai dibangun pusat pembenihan ikan kerapu yang setiap tahunnya bisa menghasilkan benih hingga lebih dari 1 juta ekor. Selain itu, untuk mendukung pemasaran hasil laut di Kepulauan Riau, baru-baru ini telah dibangun sebuah Pelabuhan Perikanan Swasta Telaga Punggur di kota Batam yang mulai beroperasi sejak tahun 2010 silam sebagai salah satu pintu ekspor hasil laut dari daerah Batam ke beberapa negara tetangga, termasuk Negara Singapura.
Potensi Pertanianpotensi cengkeh 200x144 Kepulauan Riau, Penuh Dengan Kekayaan Alam
Selain memiliki potensi kelautan yang cukup melimpah, 5% daerah di Provinsi Kepulauan Riau merupakan daratan yang tingkat kesuburan tanahnya sangat bagus. Kekayaan inilah yang menjadikan seluruh daerah Kepri (Kepulauan Riau) berpotensi untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian yang potensial dan menghasilkan komoditas tanaman dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi. Sebut saja seperti potensi palawija, kelapa, gambir, nanas, dan cengkeh yang banyak ditanam di wilayah Kabupaten Bintan, Karimun, Natuna, dan Kota Batam. Serta komoditas tanaman lainnya seperti buah-buahan dan sayuran yang mulai dibudidayakan di beberapa kabupaten yang tersebar di Kepulauan Riau.
Potensi Pariwisata
Dianugerahi pesona alam yang begitu indah, membuat Kepulauan Riau selalu ramai dipadati wisatawan lokal maupun internasional. Bahkan saking banyaknya turis mancanegara yang berkunjung ke daerah tersebut, Kepulauan Riau sempat dijuluki sebagai gerbang wisata kedua bagi turis mancanegara, tentunya setelah kawasan wisata di Pulau Bali. Banyaknya objek wisata pantai yang tersebar di seluruh Kepulauan Riau, menjadikan daerah ini menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Misalnya saja seperti Pantai Melur, Pulau Abang dan Pantai Nongsa yang terdapat di Kota Batam. Pantai Pelawan di Kabupaten Karimun, Pantai Lagoi, Tanjung Berakit, Pantai Trikora dan Bintan Leisure Park di Kabupaten Bintan, serta berbagai macam pesona wisata bahari lainnya yang ditawarkan kepada para wisatawan yang berkunjung ke wilayah Kabupaten Natuna.
Semoga informasi potensi bisnis daerah yang mengulas tentang kepulauan riau, penuh dengan kekayaan alam ini bisa memberikan tambahan wawasan bagi para pembaca dan menginspirasi seluruh masyarakat di Indonesia untuk mengoptimalkan potensi unggulan di daerahnya. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.

Menyebar Ilmu Kewirausahaan

SEBUAH pengalaman hidup menorehkan kesan mendalam pada pendiri UKMku, Wulan Ayodya. Ia tersadar bahwa dirinya harus melakukan sesuatu untuk orang banyak. Ia memilih dunia pendidikan untuk membaktikan diri kepada masyarakat.

UKMku adalah singkatan dari usaha kecil menengahku yang merupakan lembaga pelatihan kewirausahaan. Dalam pelatihan itu, peserta kursus diajak untuk berpikir di luar kotak sehingga bisa membuka bisnis dengan biaya ekonomis.

Mereka juga diajari cara mengatur perusahaan, termasuk cara mengatur keuangan perusahaan sehingga mencapai target yang diinginkan. Paket pengajaran juga memasukkan pelatihan keterampilan sehingga mereka punya modal saat memutuskan membuka usaha.

“Awalnya enggak hanya ngajar kuliner, tapi ada menjahit dan lain-lain. Belakangan kelas kerajinan itu kurang diminati. Pesertanya sedikit, sedangkan peserta kelas kuliner semakin membeludak. Hingga sekarang UKMku ini jadi identik dengan pelatihan usaha kuliner,” kata Wulan saat ditemui di tempat pelatihan sekaligus tempat tinggalnya di Cirendeu, Jakarta Selatan, Rabu (9/5) malam.

Dasar ilmu mengajar Wulan didapatkan secara tak sengaja. Ia dipaksa temannya, Pitra Sarosa, staf Rhenald Kasali Management, untuk mengisi kelas kewirausahaan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbankan pada 2003. Keengganannya mengajar karena merasa tak mampu.

Setelah menjalani aktivitas mengajar, ia malah ketagihan. Ia akhirnya memutuskan membuka kursus kewirausahaan pertama kali pada 2006 dengan nama Wirausaha Training Center di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Pada 2007, ia memindahkan lokasi kursus ke rumahnya di pinggiran Jakarta.

"Konsepnya ialah tempat pelatihan bagi masyarakat, terutama bidang manajemen usaha. Dari sisi itu ada penjelasan ilmiah mengenai usaha mereka. Tapi tidak menarik. Lalu, setelah bicara dengan pemula yang mau buka usaha itu, teori itu ternyata enggak terlalu menarik. Digantilah konsepnya sekaligus namanya jadi UKMku,” tutur ibu tiga anak ini.

Perubahan konsep berimbas pada cara pengajaran. Ia tak melulu membahas soal konsep bisnis dari kacamata ilmiah, tetapi menambahkan materi peningkatan keterampilan. Ia juga menyederhanakan bahasa akademik agar bisa diterima peserta kursus. Cara itu dirasa lebih komunikatif mengingat latar belakang muridnya beragam.

“Dulu sih banyak teman akademisi protes. Mereka tanya kok kenapa sih jadi kesannya kurang berbobot. Ternyata, menyederhanakan itu sulit. Misalnya, manajemen keuangan saja. Bahasa sederhana itu digunakan supaya mereka tidak merasa digurui, tapi efektif bagi mereka agar tahu cara pembukuan yang baik dan benar,” sahut perempuan yang besar di Yogyakarta itu.

Terobosannya ternyata efektif menjaring peminat. Padahal, lokasi kursusnya cukup sulit dicari. Tak jarang orang tersasar menuju lokasi itu. Meski demikian, jumlah muridnya kini mencapai ribuan orang. Di antara mereka sudah ada yang berhasil.

Beberapa ada yang menjadi juragan roti atau juragan donat. Ada pula yang berbisnis di bidang mi ayam. Bisnis kuliner ini, diakui Wulan, merupakan hasrat bisnisnya meski bisnis utamanya kini kebanyakan di bidang jasa, seperti SPBU dan transportasi.

“Apa mungkin karena saya suka makan, ya? Jadi, materi itu berdasarkan uji coba yang panjang. Kita enggak pernah ambil resep orang. Semua diciptakan dan diuji coba sendiri. Mungkin karena saya pernah berlatar belakang usaha kuliner, getuk dan sebagainya, jadi tahu bagaimana buat makanan murah meriah tapi untungnya gede,” jelas dia diselingi tawa.

Berbisnis sejak kecil
Ilmu yang disampaikan Wulan bukan hanya teori. Ia memang melakoni usaha berjualan getuk sejak kelas 1 SMP. Ia melakukannya untuk mendapat uang jajan dan uang sekolah karena kondisi keluarga susah. Sejak itu, ia mengambil segala peluang bisnis yang ditawarkan kepadanya. Ia pernah menanamkan saham pada 12 perusahaan yang berbeda pada 1999 hingga menghantarkannya pada keterpurukan.

Ketidakhati-hatian itu karena ia berpikir ingin cepat kaya dan pensiun dini. Namun, nafsunya membuat ia tak meneliti usaha yang akan diinvestasikan. Ke-12 perusahaan itu merugi hingga ia harus menjual sejumlah aset. Yang tersisa hanyalah rumah sebagai tempat tinggal.

Dengan mental yang kuat, kehilangan itu dianggap hal yang lumrah. Ia perlu meniti usahanya dulu guna mengembalikan kondisi. Ia pun bernazar jika bisa mengembalikan situasi ke kondisi normal, ia akan menyebarkan ilmunya kepada orang lain. Doanya terkabul dan kehidupannya kini lebih berisi.

“Saya sadar, ternyata kalau mau jalankan usaha itu harus berdasarkan passion supaya ngejalaninnya senang,” cetusnya.

Skala ekonomis
Tidak semua orang yang berniat menjadi usahawan bersedia mengeluarkan modal dalam jumlah besar. Hal tersebut disadari Wulan. Maka itu, ia punya prinsip bahwa mereka yang mau berusaha mulailah dengan skala kecil terlebih dahulu. Selain untuk meminimalkan risiko kerugian, usahawan baru bisa mengasah kepercayaan diri. Jika skala kecil ini mantap, barulah mereka bisa mengembangkannya ke skala yang lebih tinggi.

Kesadaran itu ia terapkan pada kelas yang dibukanya. Ia menyediakan solusi yang aplikatif bagi mereka yang mau membuka usaha dengan modal minim. Sejumlah tips penting disesuaikan dengan bidang usaha yang akan dijalani.

“Kita pakai alat sederhana. Saat kita belajar, kita juga diskusi dengan mereka. Para pengajar kita hafal trik-trik itu. Untuk bahan, kita juga nyari merek yang banyak di pasaran karena murid saya enggak hanya dari Jakarta, tapi juga dari luar kota. Kalau enak tapi bahannya susah didapat kan repot. Ketika dimasak enak, harus bisa dijual. Jadi, prinsipnya murah, enak, bahannya gampang dicari, dan untungnya gede,” tukas dia. (M-5)

dinny@mediaindonesia.com

Selasa, 08 Mei 2012

Karakteristik Menjadi Pengusaha Sukses

1.    Kemampuan untuk mengembangkan fokus yang jelas.
Anda harus tahu betul apa yang membuat usaha Anda berbeda dari para pesaing. Kembangkan sebuah visi dan laksanakan, jangan beralih dari satu ide ke ide yang lain. Banyak pengusaha gagal karena mereka merasa bahwa ide baru yang mereka temukan lebih menarik daripada yang mereka jalankan sekarang.
2.    Harapan yang realistis.
Jika Anda melakukan diet dan berharap bisa menurunkan berat badan lima kilo pe rminggu, Anda pasti akan kecewa dan menyerah. Jika tujuan Anda lebih realistis, kemungkinan besar Anda akan tetap berpegang padanya dan berhasil. Sangat jarang ada orang yang “kaya mendadak”.
3.    Kemauan untuk membuat rencana.
Para pengusaha paling sukses adalah orang-orang yang memiliki tujuan dan rencana yang jelas untuk meraihnya. Mereka mempelajari pasar, persaingan, dan mekanismenya, serta bersedia mempelajari sungguh-sungguh semua kendala yang mungkin akan dihadapi.
4.    Fleksibilitas dan adaptabilitas.
Selain membutuhkan rencana dan fokus yang jelas, Anda juga perlu memiliki fleksibilitas dalam menanggapi perubahan situasi. Dalam bisnis, dan juga hidup, segalanya berubah, dan masalah pasti ada.
5.    Kemampuan untuk mengatasi kekhawatiran karena harus menjual.
Dalam artian tertentu, semua pengusaha adalah penjual. Anda tidak boleh takut berhadapan dengan konsumen, memotivasi pegawai, dan menjalin hubungan baik dengan pemasok. Anda tidak harus punya keahlian tersebut saat memulai usaha, tetapi Anda harus mempelajarinya agar usaha Anda tetap berjalan.
6.    Bersedia bekerja keras.
Tidak ada jalan pintas disini; menjalankan usaha berarti bekerja keras sepanjang waktu.
7.    Tujuan pribadi yang jelas.
Kita semua punya keinginan yang berbeda-beda. Kita ingin punya banyak uang dan sekaligus sudah berada di rumah saat anak-anak pulang sekolah. Kita ingin mengontrol semua kegiatan tetapi produk dan jasa yang kita hasilkan sangat beragam. Tujuan-tujuan tersebut jelas saling bertentangan satu sama lain. Untuk mencapai keberhasilan, Anda harus fokus pada apa yang benar-benar penting bagi Anda dan apa yang dapat Anda capai.
8.    Pengalaman.
Anda tidak perlu berpengalaman sebagai manajer sebuah perusahaan mobil untuk memulai bisnis mobil bekas, tetapi Anda harus punya pengalaman dalam bidang terkait atau pengalaman dalam menerapkan kemampuan yang Anda miliki sebagai manajer, sebelum mengawali suatu usaha.
(sumber : THE OWNER’S MANUAL for small business )

Seminar Dan Perubahan

Sering sekali para peserta, pada saat mendengarkan seminar, sangat bersemangat dan ingin segera kembali dan mengikuti saran-saran yang diberikan dan merubah cara bisnisnya, merubah pola pikir, dan mangambil keputusan tindakan untuk berubah dan menjadi lebih baik. Hampir semua orang menginginkan melakukan perubahan, tetapi sangat sedikit sekali yang benar-benar berhasil berubah.
Perubahan adalah hal yang sangat sulit, karena banyaknya hambatan untuk berubah. Sering sebuah kenyamanan yang ada (comfort zone), pola pikir yang tidak mau maju (fixed mindset), ketakutan akan kegagalan (fear of failure), hambantan-hambatan pelaksanaan (obstacles for action), ketidak pahaman secara menyeluruh (uncomplete undertsanding), membuat kita malas untuk berubah. Mencoba pun tidak mau, apalagi berupaya melaksanakan, lalu bagaimana mungkin berhasil berubah.
Bilamana kita telah yakin dan mau akan berubahpun masih ada 2 hal lagi yang mengganggu pelaksanaan perubahan: “pengorbanan dan resiko”. Kita harus bersedia berkurban untuk berubah. Berolahraga lebih keras dan mengurangi makanan, bila ingin dietnya berhasil. Disiplin membaca buku dan belajar kalau mau berpengetahuan lebih.
Networking dengan orang-orang baru untuk melebarkan jaringan persahabatan kita. Semua hal ini membutuhkan pengorbanan.
Persentasi kegagalan dalam berubah juga sangatlah tinggi. Ketidakpastian akan dapat menjadi kurus walau teleh berolahraga dan mengurangi makan, membuat orang malas dan setengah2 melakukannya. Resiko kegagalan yang  tinggi, resiko diejek teman, resiko finansial, serta bermacam resiko lainnya membuat kita malas berubah.
Lalu mengapa ada yang mau, dan berhasil berubah?
Ada 2 alasan penting, yang pertama adalah karena terjepit terpaksa oleh keadaan (the power of kepepet), kata teman-teman. Harus berubah atau bangkrut, berani mengambil langkah atau hancur. Ini yang umum dan biasanya mampu membuat orang mau tidak mau harus mati2an melaksanakan perubahan itu. Karena tanpa perubahan akan “mati”lah dia.
Alasan kedua adalah mampunya mengidentifikasi “reward”, atau keuntungan bila kita bisa berubah. Keuntungan perubahan, dapat berupa pemenuhan kebutuhan hidup, pendapatan finansial, keamanan, kenyamanan, persahabatan, hubungan baik, kesejahteraan keluarga, bahkan nasib baik. Kesadaran dan keinginan untuk mencapai inilah yang harus digali untuk dijadikan landasan pendongkrak kemauan berubah.
Perubahan bukan berarti kita tidak takut pada resiko, tetapi pemahaman akan adanya resiko dan pengurbanan yang harus dilakukan, dan tetap melakukannya dan berupaya untuk berhasil.
Sebenarnya seminar mempunyai 3 elemen tujuan: membuat orang mampu akan suatu keahlian (how to…), membuat orang merubah pandangan hidupnya (changing the perspective), atau menginspirasi memotivasi memberi inspirasi (motivation). Dan tujuan akhir sebuah seminar adalah “perubahan” pada pendengarnya untuk menjadi lebih baik, menjadi lebih sukses.
Kata Benyamin Zandler, hasil dari sebuah presentasi dapat dilihat dari berapa banyak pasang mata yang bersinar-sinar (shining eyes) pada akhir acara? Bahkan Zandler mengatakan: “ Buat saya sukses bukan kekayaan, kekuasaan, atau keterkenalan, sukses adalah bilamana saya mampu selalu membuat orang-orang disekeliling saya memandang dengan mata berbinar binar.”
Saya setuju bahwa yang paling utama adalah memberikan inspirasi pada orang lain untuk mau berubah, dengan harapan akan ada hasil akhir dimana peserta akan mampu berubah menjadi orang yang lebih sukses dan bahagia.
Salam.
www.kikasyafii.com