Sering sekali para peserta, pada saat mendengarkan seminar, sangat
bersemangat dan ingin segera kembali dan mengikuti saran-saran yang
diberikan dan merubah cara bisnisnya, merubah pola pikir, dan mangambil
keputusan tindakan untuk berubah dan menjadi lebih baik. Hampir semua
orang menginginkan melakukan perubahan, tetapi sangat sedikit sekali
yang benar-benar berhasil berubah.
Perubahan adalah hal yang sangat sulit, karena banyaknya hambatan
untuk berubah. Sering sebuah kenyamanan yang ada (comfort zone), pola
pikir yang tidak mau maju (fixed mindset), ketakutan akan kegagalan
(fear of failure), hambantan-hambatan pelaksanaan (obstacles for
action), ketidak pahaman secara menyeluruh (uncomplete undertsanding),
membuat kita malas untuk berubah. Mencoba pun tidak mau, apalagi
berupaya melaksanakan, lalu bagaimana mungkin berhasil berubah.
Bilamana kita telah yakin dan mau akan berubahpun masih ada 2 hal
lagi yang mengganggu pelaksanaan perubahan: “pengorbanan dan resiko”.
Kita harus bersedia berkurban untuk berubah. Berolahraga lebih keras dan
mengurangi makanan, bila ingin dietnya berhasil. Disiplin membaca buku
dan belajar kalau mau berpengetahuan lebih.
Networking dengan orang-orang baru untuk melebarkan jaringan persahabatan kita. Semua hal ini membutuhkan pengorbanan.
Persentasi kegagalan dalam berubah juga sangatlah tinggi.
Ketidakpastian akan dapat menjadi kurus walau teleh berolahraga dan
mengurangi makan, membuat orang malas dan setengah2 melakukannya. Resiko
kegagalan yang tinggi, resiko diejek teman, resiko finansial, serta
bermacam resiko lainnya membuat kita malas berubah.
Lalu mengapa ada yang mau, dan berhasil berubah?
Ada 2 alasan penting, yang pertama adalah karena terjepit terpaksa
oleh keadaan (the power of kepepet), kata teman-teman. Harus berubah
atau bangkrut, berani mengambil langkah atau hancur. Ini yang umum dan
biasanya mampu membuat orang mau tidak mau harus mati2an melaksanakan
perubahan itu. Karena tanpa perubahan akan “mati”lah dia.
Alasan kedua adalah mampunya mengidentifikasi “reward”, atau
keuntungan bila kita bisa berubah. Keuntungan perubahan, dapat berupa
pemenuhan kebutuhan hidup, pendapatan finansial, keamanan, kenyamanan,
persahabatan, hubungan baik, kesejahteraan keluarga, bahkan nasib baik.
Kesadaran dan keinginan untuk mencapai inilah yang harus digali untuk
dijadikan landasan pendongkrak kemauan berubah.
Perubahan bukan berarti kita tidak takut pada resiko, tetapi
pemahaman akan adanya resiko dan pengurbanan yang harus dilakukan, dan
tetap melakukannya dan berupaya untuk berhasil.
Sebenarnya seminar mempunyai 3 elemen tujuan: membuat orang mampu
akan suatu keahlian (how to…), membuat orang merubah pandangan hidupnya
(changing the perspective), atau menginspirasi memotivasi memberi
inspirasi (motivation). Dan tujuan akhir sebuah seminar adalah
“perubahan” pada pendengarnya untuk menjadi lebih baik, menjadi lebih
sukses.
Kata Benyamin Zandler, hasil dari sebuah presentasi dapat dilihat
dari berapa banyak pasang mata yang bersinar-sinar (shining eyes) pada
akhir acara? Bahkan Zandler mengatakan: “ Buat saya sukses bukan
kekayaan, kekuasaan, atau keterkenalan, sukses adalah bilamana saya
mampu selalu membuat orang-orang disekeliling saya memandang dengan mata
berbinar binar.”
Saya setuju bahwa yang paling utama adalah memberikan inspirasi
pada orang lain untuk mau berubah, dengan harapan akan ada hasil akhir
dimana peserta akan mampu berubah menjadi orang yang lebih sukses dan
bahagia.
Salam.
www.kikasyafii.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar